Miris, Video Anak Batita Terekam Ngelem Bareng Pria Diduga Ayahnya di Tapin Kalsel
Peristiwa mengejutkan dan mengundang keprihatinan publik baru-baru ini viral di media sosial. Sebuah video memperlihatkan seorang anak usia di bawah 3 tahun atau batita yang diduga sedang melakukan tindakan berbahaya dengan cara ngelem dari sebuah plastik, bersama seorang pria yang diduga adalah ayahnya. Video yang cepat menyebar ini langsung mendapat perhatian banyak pihak, termasuk warganet yang menanggapi dengan kecaman keras terhadap orang yang diduga bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
Peristiwa miris ini disebut terjadi di wilayah Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan (Kalsel). Namun, meskipun video sudah beredar luas, hingga kini belum ada konfirmasi resmi mengenai lokasi pasti kejadian tersebut maupun identitas dari pria yang terlibat. Belum diketahui apakah pria tersebut benar-benar ayah dari anak tersebut, namun anggapan ini muncul karena interaksi yang terlihat dalam video.
Video tersebut menunjukkan anak batita tersebut duduk dengan seorang pria yang memegang plastik berisi lem yang didekatkan ke mulut sang anak. Sang anak tampak menarik napas dari plastik tersebut, yang merupakan perilaku berbahaya dan bisa membahayakan kesehatan serta tumbuh kembang anak. Hal ini memicu kekhawatiran masyarakat mengenai dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat tindakan tersebut, terutama karena lem mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat merusak organ tubuh, seperti otak, ginjal, dan hati, serta menurunkan kemampuan belajar dan perkembangan motorik anak.
Sejak video tersebut tersebar, warganet segera menyuarakan keprihatinannya melalui berbagai platform media sosial. Banyak dari mereka yang menyerukan tindakan tegas kepada pihak berwenang, terutama Dinas Sosial Kabupaten Tapin untuk segera menyelidiki dan memberikan perlindungan kepada anak yang terlibat dalam insiden tersebut. Banyak juga yang mengingatkan bahwa tindakan ngelem pada usia dini berpotensi menyebabkan kerusakan permanen pada perkembangan fisik dan mental anak.
Berdasarkan berbagai laporan dan respons warganet, para ahli kesehatan menyebutkan bahwa anak-anak yang terpapar uap lem atau bahan-bahan kimia dalam waktu lama, terutama pada usia yang sangat muda, berisiko mengalami keracunan kronis yang dapat memengaruhi otak dan sistem saraf. Bahkan, dalam beberapa kasus, kerusakan fisik akibat paparan bahan kimia ini bisa terjadi secara permanen.
Dinas Sosial Kabupaten Tapin dan pihak berwenang setempat kini diminta untuk segera melakukan penyelidikan mendalam dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi anak dari tindakan eksploitasi atau pengabaian oleh orang dewasa. Banyak yang berharap agar kejadian ini menjadi titik tolak untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai bahaya narkoba dan lem bagi anak-anak, serta pentingnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak mereka.
Kejadian ini juga mengingatkan kita akan pentingnya pendidikan tentang perlindungan anak yang harus diberikan secara lebih intensif kepada masyarakat, terutama di daerah-daerah yang masih minim pemahaman terkait risiko terhadap kesehatan mental dan fisik anak-anak. Selain itu, warganet juga berharap agar peran orang tua dan lingkungan sekitar bisa lebih memperhatikan kesejahteraan anak-anak dan menghindari tindakan yang berpotensi merugikan mereka.
Semoga kejadian ini menjadi perhatian bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, agar tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban dari perilaku yang merusak masa depan mereka.