Anak Bos Rental Tidak Terima Oknum TNI AL Mengaku Adanya Insiden Pengeroyokan Sebelum Penembakan

Anak Bos Rental Tidak Terima Oknum TNI AL Mengaku Adanya Insiden Pengeroyokan Sebelum Penembakan

beritaviralindo.net – Kasus penembakan tragis yang melibatkan oknum prajurit TNI AL kembali menjadi sorotan setelah Ilyas Abdurahman dan Ramli Abu Bakar ditembak ketika hendak menarik mobil rental yang dikuasai pelaku. Insiden ini memicu kemarahan keluarga korban, terutama anak Ilyas, Agam Muhammad, yang tidak terima dengan klaim adanya insiden pengeroyokan sebelum penembakan.

Penelusuran Berawal dari Penggelapan

Peristiwa bermula ketika Ilyas dan Ramli melakukan pengejaran terhadap pelaku penggelapan mobil rental yang dilacak melalui GPS. Mobil yang disewa pelaku diketahui milik Ilyas dan belum dikembalikan dalam waktu yang telah disepakati. Mengetahui lokasi kendaraan, Ilyas bersama Ramli dan rekan lainnya langsung berusaha menghadang mobil tersebut.

“Kami melacak lewat GPS. Malam itu sekitar pukul 22.30 WIB, saya bersama bapak (alm) dan tim langsung menuju lokasi untuk menarik kembali mobil tersebut,” ujar Agam Muhammad, anak korban.

Konfrontasi Berujung Penembakan

Ketika akan menghadang mobil Brio yang dikendarai pelaku, salah satu penumpang tiba-tiba mengeluarkan senjata api dan mengancam rombongan Ilyas.

“Tiba-tiba dia keluarkan senjata dan mengaku sebagai anggota TNI AU. Dia membentak kami, ‘Siapa lo? Gue TNI AU nih!’ sambil menodongkan senjata ke arah kami,” jelas Agam.

Kejadian memanas ketika kedua kendaraan, Brio dan Sigra, mencoba kabur. Agam dan timnya kembali melakukan pengejaran dengan bantuan Asosiasi Rental Mobil Indonesia (ARMI).

Konfrontasi di Rest Area KM 45

Aksi pengejaran berlanjut hingga ke Rest Area KM 45 Balaraja. Di lokasi tersebut, Agam bersama timnya berhasil menghadang kedua mobil. Namun, situasi berubah kacau ketika pelaku kembali menodongkan senjata api. Agam menjelaskan bahwa ayahnya berusaha melumpuhkan pelaku dengan menahan tangannya agar tidak menembak.

“Saat berhasil menghadang, bapak saya mencoba menahan pelaku yang memegang senjata api. Namun, ternyata pelaku lain di dalam mobil Sigra juga memiliki senjata api. Tiba-tiba terdengar empat hingga lima tembakan. Saya dan tim terpaksa mundur mencari perlindungan,” terang Agam.

Oknum TNI AL Klaim Ada Pengeroyokan

Pasca insiden, oknum TNI AL yang terlibat dalam kasus ini mengklaim bahwa dirinya menjadi korban pengeroyokan sebelum melepaskan tembakan. Pernyataan ini langsung dibantah keras oleh Agam yang menilai klaim tersebut sebagai bentuk manipulasi fakta.

“Kami tidak melakukan pengeroyokan. Semua terjadi secara spontan karena kami hanya ingin menarik mobil milik kami yang dirental pelaku,” tegas Agam dengan suara bergetar.

Tuntutan Keadilan dan Transparansi Hukum

Agam menuntut agar kasus ini diusut tuntas dan transparan. Ia mendesak agar oknum TNI AL yang terlibat segera diperiksa di peradilan umum, bukan di lingkungan militer saja. Desakan ini turut mendapat dukungan dari Komnas HAM dan berbagai pihak yang menilai perlu adanya akuntabilitas dalam proses hukum.

#KeadilanUntukIlyas dan #HukumTanpaTebangPilih menjadi trending di media sosial seiring dengan desakan publik untuk menuntut keadilan bagi korban.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *